Senin, 22 September 2014

Gabus Kalimas

Sabtu
Rencana turun mancing pagi-pagi gagal total, Maknyah minta di antarkan  ke Pasar Tengah. Well tu the well well... mau tak mau tancap gas laksanakan tugas.


Pulang dari pasteng hampir jam 12 siang. Cuaca panas "bedengkang" membuatku mengurungkan niat untuk segera ngacir ke spot gabus. Daripada bengong, kulanjutkan saja pekerjaanku semalam melapisi body beberapa SangunJF dengan lem cepat kering dilanjutkan dengan pemasangan skirt. Hingga jam 13.00 siang rampung juga 7 biji kodok kayu.

Tepat jam 14.00 Wib aku berangkat. Tujuanku Kalimas seberang. Namun, baru sampai di Pal 9 langit ke arah Kalimas tampak gelap. Akhirnya ketika tiba di Parit penjara, aku memutuskan belok kanan. Wow, jalan sepanjang tepi kanal sudah beraspal mulus. Sampai di sebelah kebun jeruk aku berhenti sejenak. Kuperhatikan kanal di seberang sawah tepiannya tampak lapang. Kebetulan air baru saja pasang naik, tak salah pikirku singgah sejenak untuk menguji ke-7 JF rautan tanganku.

Parkir motor di dekat baliho yang tulisannya sudah tidak jelas lantas berjalan menyusuri pematang antara sawah dan kebun kelapa. Sampai di tepi kanal nyalain rokok, minum air mineral lantas setting tackel. Tas ku letakkan di atas tanah lantas membongkar kotak umpan. Pilihan pertama jatuh pada Sangun dengan ekor warna warni, ekor bekas dari spinner dan beberapa JF yang actionnya gagal. Begitu di lempar, tuiinngggggg... Sangun anyar tersebut terbang jauh. Ketika di retrive, Alhamdulillah, langsung meloncat-loncat dengan indah disertai cipratan air yang meriah plus bunyi cepluk-cepluk setiap kali mulutnya menabrak air. Satu-persatu dari Sangun baru yang ku bawa ku test. Semuanya sukses.

Angin kencang yang tiba tiba datang membuatku hampir saja membatalkan niat untuk menyusuri kanal hingga jembatan kecil di ujung kanal. Beruntung barisan pohon pisang yang berjejer rapi di sepanjang tanggul kiri cukup buat penghalang angin hingga tidak terlalu mempengaruhi lemparanku, kebetulan pula JF yang aku buat rata-rata berukuran besar dan terasa berat dengan panjang 5 hingga 6 cm. Sayang hingga sampai ke jembatan tak ada satupun sambaran. Aku berbalik arah ke tempat semula sambil terus melakukan lemparan ke sana ke mari, tetap saja nihil. 

Beranjak dari kanal tersebut aku melanjutkan perjalanan. Sampai di sebuah kolam pemancingan baru. Aku berhenti sejenak didepannya, terlihat seseorang sedang fight dengan ikan, sayang mocel. Kuteruskan perjalanan dan berbelok ke kanak memasuki tanggul dengan pintu air yang baru pula. Sampai di persimpangan kanal di tengah aku berhenti sejenak dan masuk ke kanal kecil di kanan. Hingga bagian ujung kanal yang bersemak tak ada satupun sambaran. Keluar dari kanal tersebut aku memacu lagi revo maknyah menuju arah berembang karena kulihat langit  ke arah Kalimas semakin gelap saja. Tiba di kanal dekat masjid aku belok kanan lantas masuk ke kanal kecil di sebelah kiri, tampak air semakin kencang masuk kekanal. beberapa kali lemparan di bawah pohon akasia tak membuahkan hasil aku keluar dari sana terus melanjutkan perjalanan. Sampai di depan pendok penggilingan padi, aku menyeberang kanal besar menuju tembusan kanal ke parit keladi, sayang air tinggi. Aku lantas keluar dari jembatan di ujung berbalik lagi ke jalan utama. Tiba di jalan bersemen aku memutuskan untuk mencoba ujung tanggul yang di dekat masjid tadi. Berjalan melintasi sawah yang baru habis panen lantas bolak balik di kanal tersebut. tetap saja nihil.

keluar dari sana aku melanjutkan perjalanan, tiba di perapatan kanal aku berbelok ke kiri yang kalau kita lurus bakal tembus ke Sungai Itik. Namun aku memutar lagi ke kiri menyusuri tanggul tanah yang di samping kanannya terdapat kanal bersih, sampai ujung kanal dekat pintu air yang berhadapan dengan tanggul utama Parit Keladi aku mencoba peruntungan. Hanya ada satu sambarabn kecil namun miss, ku ulang beberapa kali si kocolan tak lagi merespon.

Cabut dari sana aku memutuskan untuk langsung saja menuju kalan 5 di berembang darat. Ketika tiba di sana aku berhenti di ujung kanal buntu yang bermuara ke sungai besar. Gelamung-gelembung kecil di dekat semak di samping kanan kanal memuat aku tertarik untuk menggoda mama gabus. Mau tak mau Hinomiya mungil jadul turun tangan. Aseli bangbrow... lemparan pertama langsung di sambar. Jiahhhhh... strike deh. Fight sejenak dengan rumput dan tumbuhan air akhirnya si gabus nongol. Setelah sesi foto berahir, si gabus kulepaskan lagi, kasihan anak-anaknya ntar pada yatim piano. Gilaaaakkk... udah jam 14.30 baru strike seekor doank, ancoreeeeee....

Istirahat sejenak di dekat tumpukan padi yang ditutupi dengan terpal biru sambil ngebul-ngebul seperti biasanya. Puas beristirahat aku cabut dari kanal karena air semakin tinggi. Joran pancing belum ku kemas, aku memutuskan mampir sebentar ke bekas kolam pemancingan di berembang laut. Sanyang hingga jam 17.00 WIB tak ada satupun sambaran, Aku cabut pulang.

Minggu
Umpan Mancing Ikan Gabus
Sangun JF
Penasaran dengan hasil yang memuaskan kemaren, pagi-pagi selepas bantu-bantu di rumah aku berangkat jam 06.30 WIB. Sampai di Kalimas langsung menyeberang ke Kalimas seberang, Ambil kanan dan terus menyusuri kanal hingga sampai di pintu air pertama. Setting tackle dan lempar-lempar di kanal utama yang sepertinya baru beberapa hari lalu di bersihkan. Silih berganti dari ketujuh Sangun kemaren ku coba. Ada beberapa sambaran, sayang miss.

Beranjak dari pintu air pertama kau meneruskan perjalanan. Sampai di Pintu Air kedua, Aku mencoba lagi, Kali ini spinner baru buatanku yang dapat giliran karena kulihat air kanal masih tinggi. Dalam beberapa kali lemparan akhirnya nyagkut juga seekor kocolan. Seperti biasa, foto-foto dan kulepas lagi ke kanal. Pindah dari sana aku bergeser ke sebelah titian dari batang kelapa yang menghubungkan jalan di tanggul dengan sawah di seberangnya. Kali ini aku mencoba buzzbait buatan sendiri. Sayang, dua buas buzzbait buatanku tersebut actionnya kurang sempurna, yang satu mereng ke kanan dan yang satu lagi larikya ke kiri terus, cucccccoookkk ddeeeehhhh...

Bergerak lagi ke prapatan kanal dan kali ini lagi lagi Sangun beraksi karena kulihat arus air mulai melambat. Walhasil naik juga seekor kocolan. Alhamdulillah, Sangun JFku akhirnya amis lagi. Bolak balik dari perapatan sampai titian tadi aku berhasil strike beberapa kali. Hanya saja tak satupun dari gabsu tersebut yang ukurannya besar, kesemuanya ku taksir rata-rata paling tinggi 1 ons per-ekor. Kesemua gabus ku rilis kembali karena tak ada satupun yang cedera berat. Hook menancap paling di ujung bibirnya, jadi ku fikir aman-aman saja kalau aku lepaskan kembali.

Istirahat sejenak di bawah sebuah pohon sambil menikmati udara pagi, ngebul-ngebul sembari coba-coba cari singnal siapa tau bisa upload gambar gabus ke FB, sayang kuota bangkrutttt.... hihihihihih. Lajut lagi menuju kanal depan pondok pengolahan gula kelapa. Parkir motor di jalan utama lantas masuk ke dalam. Pada lemparan ke tiga, Sangun JF mendapat sambaran dahsyat. Si Gabus langsung melarikan diri ke bawah alga di tengah kanal. Dengan joran selentur venom 14lbs susah payah gabus ku tarik keluar. Wowwww... mamamiaaaa... seekor gabus gede landed. Fotonya... huaahahahaha... jangan tanya, belasan... Gabus ku amankan ke dalam karung bekas pupuk Pak tani dan ku ikat di semak tepi kanal.

Hari semakin siang, adrenalin terpacu lagi setelah barusan berhasil menaikkan seekor gabus yang lumayan gede. Bergerak terus ke dalam hingga sampai di rumpun bambu dan beristirahat sejenak. Mataku tajam mengawasi buih-buih kecil di seberang kanal tepat di bawah pelepah daun kelapa yang menjuntai ke tengah kanal. Setelah puas ngebul aku mengganti umpan dengan softfrog tiny surecat jadul berwarna kuning kehitaman. kodok bekas tempur beberapa tahun silam. Hook yang entah dari bekas kodok yang mana kupasang ke tiny tadi malam. Lagi-lagi pada lemparan pertama si tiny langsung di sambar, Finght sebentar dan senyap seketika. Yang nyangkut di body tiny hanya segumpal alga, aku memeriksa si tiny. Ternyata bodynya  kempes pada bagian punggung sehingga kedua ujung hook mencuat keluar, pertanda bahwa body tiny memang telah tercengkeram gigi si gabus. Sayang di bagian moncong , body tempat kawat sangkutan snap terkoyak kehingga baik kawat maupun hook maju ke depan  terbalik seperti biasanya, otomatis ujung hook susah menancap ke langit-langit mulut si gabus karena tertahan bagian belakang body... yaaaaaa.... mocceeelll.

Karena masih kesal, segera saja si tiny ku ganti dengan si Swan. Hingga ujung kanal dekat depan kebun jeruk, landed beberapa kocolan. Sampai di bagian kanal yang agak lapang, kembali Sangun JF dan saudara-saudaranya kuuji. Berturut-turut ketujuh-tujuh kodok kayu tersebut berhasil menggoda gabus. Karena karung yang kupakai menyimpan gabus di muara kanal tadi lumayan jauh, semua kocolan kulepaskan kembali ke kanal. Aku kembali bergerak ke arah semula menuju bawah pohon bambu.

Tak terasa sudah setengah sebelas siang. Aku kembali beristirahat. Buka baju brow, puanasnya edduunnnnn. Untung angin dari arah sawah bertiup terus dari tadi hingga acara ngebulku terasa menyenangkan. Mataku tetap mengawasi pergerakan anakan gabus di awah pelepah kelapa yang menjuntai ke tengah kanal tempat di mana mocel indukan tadi, ya pasti indukan karena kurasa perlawanan yang lumayan darinya.

Setelah puas beristirahat. Aku kembali mencoba menggoda si mamy gabus. Siapa tau mulutnya tidak terkena hook si tiny tadi. Ujung tombakku kali ini kembali ke Swan budug yang warnanya udah tidak karuan. Lemparan pertama tak mendapat respon. Lemparan kedua si gabus langsung menyambar dahyat. Kudiamkan sejenak memastikan apakah sambaran tersebut telak dan si swan tertelan habis. Handle ku putar perlahan, terlihat tali bergerak dan di tarik dari dalam air. Setelah merasakan sedikit kedutan di ujung joran, joran ku sentak dan strikeeeeee.... Akhirnya hookup sempurna. Lagi-lagi aku harus bersusah payah menaik gabus keluar dari alga, kepala gabus nongol sebentar di permukaan air, lantas si gabus kembali bergerak liar. Umpan dilarikannya ke bawah kangkung di tepi kanal, waduh, kutarik tarik tak bergerak. Terpaksa deh, nyebur. Setelah melewati perjuangan yang sedemikian melelahkan, akhirnya gabus berhasil aku taklukkan. Foto-foto seperti biasa dan si gabus kubiarkan tergeletak di samping tas pancingku. Mengaso sejenak sambil ngebul. Indukan kulepaskan kembali ke arah gerombolan anak-anaknya yang kini berada tepat di depanku di bawah pohon bambu.

Tak terasa sudah jam 11.30 siang. Pasukan cacing dalam usus sudah mulai ribut. Sambil bergerak kembali ke muara kanal aku kembali melakukan lemparan. Landed ladi dua ekor gabus ukuran agak kecil dari si mama tadi, Keduanya kuamankan ke dalam karung yang tadi ku ikat di tepi kanal. Tepat jam 12 siang aku cabut pulang membawa gabus satu karung 50kg (isinya 3 ekor gabus doank, jiakakakakakaka....)

Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Minggu, 14 September 2014

Nabaw Spinnerbait

Nabaw Spinnerbait
Belajar Mancing
Selepas melaksanakan tugas sebagai guide, mengantar rombongan keluarga dari kampung halaman, aku cabu ke spot. berhubung udah jam 9 lewat aku cabut ke spot terdekat, Jalan Karet. Kali ini misiku mengamiskan Nabaw Spinnerbait terbaru rakitan tanganku. Mumpung dapet skirt dan blade baru kemaren dari Muara Fishing Shop, namun karena bikinnya udah malem, jadinya cuman sebiji. SangunJF dan SengkuniJF juga cuman jadi beberapa biji, ya udah, pokoknya test...

Sampai di spot, kondisi air sedang konda, Segera saja setting perangkat. Lempar lempar hingga ujung kanal, namun tak ada satupun sambaran. Sangun dan Sengkuni yang aku test lagi-lagi Alhamdulillah sukses loncat-loncat. Hanya ada sebiji yang model moncongnya kubuat lebih miring beberapa derajat dari model-model.Namun sayang gagal meloncat-loncat maupun mengeleng-geleng. Kalau joran di twice aksinya jadi seperti popper.

Berbalik arah keluar dari tanggul aku mencoba spinnerbait rakitanku semalam. Hingga hampir setengah jam akhirnya ada juga seekor gabus yang kecantol. Setelah foto-foto dan bikin video rilis aku melanjutkan perburuan. 

Keluar dari kanal pertama kau mencoba peruntungan ke kanal lama di arah dalam menuju ke sungai itik.
penuh ganggang dan lumut. Belum sampai di kanal tujuan aku udah tergoda melihat sebuah kanal baru yang sepertinya belum lama di normalisasi. Tanya-tanya sama seorang Bapak-bapak di salah satu warung di tepi jalan katanya kanal tersebut baru dijumbo ( dibersihkan/dikeruk exavator ) sebelum bulan puasa kemaren. Tepi-tepi kanal sudah mulai tumbuh rumput bahkan ada yang menjulur hingga ke tengah kanal. Kondisi air yang sedang konda begini membuat air tenang dan tidak terlalu dalam, kutaksir paling dalam satu meteran, berarti aku bisa kembali mencoba Sangun dan Sengkuni. Dari depan warung aku mencoba melakukan long cast ke depan, ke muara kanal baru tadi. Baru dua kali lempar, Sengkuni mendapat sambaran. Lumaya seru finght dengan gabus di kanal lapang apalagi joran Venom 14lbs yang aku pakai actionnya masuk kelas
medium, cendrung ke low alias lentur malah. Joran meliuk kesana kemari ditarik si gabus. Selang beberapa saat kemudian si menyerah. Tawaku pecah seketika karena ternyata gabusnya hanya berukuran sedang, kutaksir paling hanya 3 atau 4 ons. Begitu pula Bapak-bapak yang menyaksikan aksiku tadi turut tertawa geli karena menyaksikan aksiku tadi yang mirip mirip orang lagi strike ikan paus, hahahahahaha.... Setelah Foto-foto ikan akan ku lepas kembali. Namun sebelum ku lepas terlebih dahulu Bapak-bapak tadi kutanya, apakah mau menggoreng gabus tersebut untuk jadi santapannya sekeluarga. Beliau mengiakan, gabus goerng enak katanya. Ya udah, gabus ku serahkan dan aku masuk ke warung, pesan kopi lantas ngalor ngidul soal mancing gabus. Dari beliau dan pemilik warung aku banyak mendapatkan informasi seputar spot-spot gabus di seputaran kotaku.

Setelah puas beristirahat. aku permisi untuk melanjutkan menelusuri kanal baru tadi hingga ke dalam. Parkir motor di depan warung lantar menyeberang melewati titian yang terbuat dari batang kelapa. Sampai di seberang aku mencoba peruntungan di Kanal utama. Lagi-lagi spinnerbait rakitanku berhasil menipu seekor gabus. Gabus tersebut ku lempar ke seberang dan di pungut Bapak-Bapak temanku ngobrol tadi. Sampai di muara kanal, umpan ku ganti dengan mini sangun. Dalam beberapa kali lemparan landed lagi seekor kocolan. Aku menoleh ke arah warung, si Bapak melaimbaikan tangan memberi isyarat agar ikannya jangan ku buang. Ikan gabus kecil tersebut kubiarkan tergeletak di tanah dan aku beranjak maju memerapa meter ke depan. Si Bapak tadi segera menyusul dengan membawa kantong plastik. Sayang, beberapa kali aku mencoba meminta si Bapak untuk jadi fotomodel, beliau selalu menolak. Tanpa terasa mentok ke ujung kanal yang landend kocolan melulu. Semua ikan yang ku dapat dipungut olah si Bapak tadi. 

Berbalik arah menuju muara kanal, aku tetap melakukan lemparan, dapt lagi beberapa kali strike. Hingga jam 10 pagi aku memutuskan menyudahi mancing kali ini. Setelah berbasa basi dengan si Bapak tadi aku cabut pulang.