Minggu, 08 Juni 2014

Castbar Dadakan bersama Levi Paker

Abal Abal Fishing Team
Setibanya di Bandara Supadio Pontianak, aku langsung menelpon kumendan Ari bahwa aku pasti menyusul ke spot. Kangen sama Kedua putriku dan pastinya nyonyah rumah membuat aku buru buru pamit sama Pak Oka, Suami Mbak di mana meggy bututku kutitip dua hari yang lalu.

Sampai di rumah Aini langsung menggeledah isi ranselku, kekecewaan terpancar jelas dari wajah mungilnya karena tak menemukan apa yang ia cari. Aku hanya tersenyum dan menujuk oleh-oleh yang kuletakkan di meja tamu. Sontak Aini melonjak kegirangan dan segera mengajak kakaknya Annisa untuk membongkar beberapa mainan yang tadi sempat ku beli di Bandara Soekarno Hatta.


A2FT
Makan dulu masbrow
Selesai mandi aku berkemas untuk menyusul teman teman di Kalimas, Punggur. Jam Sepuluh pagi aku cabut sekalian mengantarkan "Maknyah and the gank" ke komplek Sapta Marga. Sampai di Spot Ari, Levi, Andika dan Yudie sedang beristirahat. Aku yang tadi belum sempat sarapan segera mendahului mengisi kampung tengah sementara yang lainnya sedang menunggu koki Andika memasak indomie dengan kompor portable.

Andika Mahendra
Jejak Pertualangan Andika
Selesai makan aku mencoba mengetes dua buah JF yang kemaren kubuat, Satu gagal loncat-loncat dan yang satunya lagi sukses bahkan langsung amis dengan landednya seekor gabus ukuran sedang. Kumendan Levi sontak mengomeliku karena baru nyampe ajah udah langsung strike...hahahahaha,,, kebetulan aja boss.

Setelah puas beristirahat, Kami melanjutkan lempar-lempar. Berbalik arah menuju tikungan kanal berbentuk letter L. Aku, Levi dan Andika di belakang sementara Ari, Yudhie dan Pery menuju pertigaan kanal. Lempar kiri kanan sambil ngobrol bareng kumendan Levi Paker. Hujan yang turun tiba-tiba memaksa kami kabur menyusul teman teman di depan yang berteduh di sebuah pondok pengolahan gula merah. Ternyata di kanal primer depan pondok tadi Yudhie sempat mendapat sambaran, sayang mocel.

Pery Irawan
Double Strike
Begitu hujan reda, kami berhamburan menyusuri kanal primer. Omelan kumendan ari yang mocel beberapa kali semakin memacu adrenalin kami hingga akhirnya Levi berhasil strike seekor gabus yang lumayan besar, dan Pery juga berhasil menaikkan 2 ekor gabus. Ketika berbalik arah menuju pondok, aku berhasil strike seekor gabus lagi.

Tak terasa hari terus beranjak sore, kamipun terus bergerak menuju jalan pulang sambil tetap melempar umpan ke titik tikik yang kami curigai, sayang hanya ada beberapa sambaran kecil dan itupun mocel. Tiba di ujung pintu air kedua ternyata kumendan Eko dan Dimas sudah menunggu di sana.

Sambil terus bergerak menuju penyeberangan, kami masih tetap lempar lempar. Di Pintu air ke tiga Pery berhasil menaikkan satu lagi gabus sementara kumendan Ari harus merelakan gabus yang ia dapatkan nyemplung lagi ke air. Yang bikin aku tak kalah senang karena pada kesempatan ini untuk pertamakalinya aku berhasil merekam/memvideokan pemancing yang melempar umpan hingga strike. Tepat jam 5 sore kami pulang.






Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Selasa, 03 Juni 2014

Mancing Mania Trans7

Lagi asik asik ngalor ngidul bareng kumendan Susanto Chai dan Liem Lie Hien, Komandan Wijayadi nongol. Semula ku kira si Jay mau ngasi job ke, mau kasi duit atau apalah, eh taunya ngajak nguber gabus bareng si Chepy Yanwar. Sontak kaget ndan, mimpi aja ga pernah (ngayal sering, hahahahaha...) 

Hari Pertama
Singkat cerita, hari petama kami berangkat ke spot pertama di Tayan di mana di sana kumendan Henry Siagian telah bersiap sedia. Aku yang untuk pertama kalinya dalam sejarah mancing keluar kandang alias trip jauh rada kagok juga. Meskipun targetnya gabus, tak urung membuat aku ketar ketir karena medan dan spot yang jauh berbeda di banding spot gabus di Pontianak. 

Mas Andre Indrodjanoe ( ssssssttttt.... lagi kerja nih )
Setelah kelengkapan siap, kami masuk ke sungai Tayan, tepatnya danau Pak Yakob (Pak Yakob adalah warga Tayan yang mengantar kami ke Spot).  Danau tersebut lebih tepat di sebut sebuah genangan air karena merupakan sisa air yang tertinggal di bagian tengah ketika debit air turun drastis atau pada musim kemarau. Bagian tengah danau di tumbuhi rumput dan alga. Hanya satu bagian di tepi danau yang agak luas kami jadikan tempat istirahat sekaligus satu satunya tempat yang agak leluasa untuk melakukan lemparan ke tengah danau.

Narsis dulu aaaahhh...
Sementara mas Andre dan Mas Fane mempersiapkan senjata tempurnya, Aku, Chepy, Jay dan Henry mulai melempar umpan. Aku dan Chepy mencoba melakukan lemparan ke tengah danau namun tidak ada sambaran sama sekali. Ketika melepaskan rerumputan yang tersangkut di hook soft froggy aku baru sadar kalau ternyata air di tengah danau agak hangat. Ini pasti yang menyebabkan para buruan kami mencari air yang agak sejuk. Kalau tidak ngumpet di dasar danau, di balik tumpukan daun daun kayu yang sudah mati, mungkin si gabus ini malah pada nyari mangsa di tepi. Dan benar saja dugaanku, Soft froggy yang di lempar Cheppy ke tepi danau di bawah ujung ujung daun pohon yang menjuntai hingga hampir menyentuh permukaan air mendapat sambaran, sayang miss.

Wijayadi in action
Melempar umpan ke tepi danau di mana ujung ujung dahan sampai ada yang menyentuh air membuat tantangan tersendiri, aku terlanjur membawa joran 198 cm, jadi kalang kabut juga. Aku dan Henry saling olok karena hanya kami berdua yang menggunakan joran panjang dan kaku yang menyebabkan kami agak kesulitan melempar umpan. Aku, Henry dan Jay mendapat beberapa kali strike, sayang gabusnya kecil kecil.

Setelah istirahat makan siang, kami berpindah ke spot yang kedua. Tempatnya lebih asik buat lempar-lempar. Sayang temperatur air pun sama seperti danau pertama, Permukaan air terasa hangat. Ada beberapa kali sambaran, sayang tak satupun yang berbuah strike. Kami memutuskan berbalik lagi ke spot pertama. Menjelang jam 3 sore kami memutuskan menyudahi mancing.

Lagi ngapain tuh ???
Dalam perjalanan pulang menyusuri sungai, Bro Henry mengajak kami mampir untuk mencoba lempar lempar umpan di samping jalan yang baru di bangun. Ahkirnya Cheppy strike juga. Sontak adrenalin kami terpacu kembali. Akupun tak ketinggalan strike seekor gabus yang lumayan gedenya. Hingga ke ujung jalan tak ada lagi sambaran. Jam 4 sore kami pulang.

Hari ke-dua

Wijayadi, Chepy dan Andre
Jam 9 pagi kami sampai ke Kakap di mana Pak Romero, Andika dan motoris sudah lama menunggu. Berangkat ke Tanjung Saleh dengan menggunakan dua buah kapal bermesin robin. Perjalanan ke spot lumayan melelahkan karena kondisi air yang sedang pasang surut menyulitkan kapal robin untuk masuk ke kanal sasaran kami. Aku, Pak Romereo dan Andika di boat kedua terpaksa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, lumayan brow, sisa capek kemaren masih belom ilang eh hari ini harus berjalan kaki pula... Tapi tetep ... cemungudhhhh...

Rasa lelah seakan hilang begitu saja ketika mendengar teriakan nyaring si Host MM7 yang super duper beken... Strikeeeeee... Yah, Cepy membuka strike pagi ini membuat kami semakin bersemangat. Aku, Andika dan Wijayadi segera saja beraksi menganggu ketenangan gabus di kanal tersebut dengan kodok-kodokan plastik sementara Pak Romero dan Bang Ali (motoris Pertama) menggunakan joran telscopic plus rell spinning dengan umpan kodok hidup, motoris kedua yang aku lupa namanya menggunakan joran tegeg biasa. Silih berganti kami strike hingga tak terasa sudah jam 11 siang. Kami beristirahat di bawah susunan daun nipah yang di bikin mirip tenda atau pondok darurat.

Jam 1 siang aku sudah mulai lempar lempar lagi, dapet lagi beberpa strike, sayang gabusnye kecil kecil. Andre juga dapet satu strike. begitu pula dengan Pak Romero dan motoris. Jam 2 siang kami bergerak ke titik ke dua. Berjalan melewati sawah yang belum lama habis panen. Chepy sempat terperosok ke parit dan Andre sempat terjatuh ke kanal yang kering karena titian dari batang kelapa yang sudah agak rapuh tak kuasa menahan berat badannya. Baik Chepy, Andre dan Fane sempat ku olok-olok soal wild fishing dan alam liar ketika kami istirahat di bawah pohon kelapa dan tau ngga brow... aku jadi malu sendiri ketika tau mereka ternyata jauh lebih sering berhadapan dengan bahaya ketimbang aku yang cuman jago kandang, wkwkwkwkwkw... malu sendiri jadinya.

Setelah puas istirahat dan ngalor ngidul, kami mulai lempar lempar, konon kanal ini ada Tomannya. Hingga bergerak ke ujung kanal aku hanya dapet satu strike anak toman dan ku rilis kembali ke parit kecil. Jam 4 sore di bawah mendung tebal kami pulang





Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner