Selasa, 27 Mei 2014

GT, Gabus Toleeeeennn


Trip bersama Ari Satya Permana

Kangen dengan spot lama, Parit Jawi yang seingatku terakhir ku kunjungi tahun lalu bersama Andika dan Alex. Berbekal beberapa buah Sengkuni terbaru, jam 9 pagi mantap ku geber motor menuju jalan Pal menyusul Ari yang sudah sedari pagi curi start lempar lempar si sana.


Setibanya di ujung pasar Kalimas, nyaris aku kehilangan kendali karena tak ku sangka jalan menuju pasar Punggur rusak parah sedemikian rupa. Karena kelengahanku juga sih, sibuk toleh kiri toleh kanan sepanjang perjalanan, ingat semua kenangan ketika dulu sedang hangat hangatnya belajar lempar kodok plastik. Sungai Belida, Kalimas, Parit Pinang, Mungguk Mas hingga parit berkat dan sungai lemak, tak kan terlupakan.

Sms dari Ari yang baru ku baca ketika singgah sejenak di jembatan pasar Punggur membuat adrenalin semakin terpacu. Bayangkan saja bro, sudah 3 ekor babon sukses ari tipu.

Jalanan yang rada extreme di Parit Jawi membuat pegal pergelangan tanganku. Aku memutuskan mematikan mesin revo ketika sampai di depan Masjid Parit Jawi. Seperti biasa, hehehehe... duduk di atas jok dan ngepul sembari menyapu pandangan ke perapatan kanal. Selesai mengotori paru paru dengan asap rokok aku melanjutkan perjalanan.

Di ujung jembatan ke dua aku akhirnya bertemu dengan kumendan Ari. Tanpa ba bi bu aku langsung setting pancing dan mulai lempar lempar. Nihil sambaran di kanal besar kami masuk ke perkebunan sawit kecil. Di salah satu kanal aku mencoba action beberapa jump frog yang baru kubuat dan alhamdulillah semuanya sukses renang gaya loncat-loncat. Ada beberapa kali sambaran namun miss karena sepertinya rata rata penghuni kanal cuman gabus-gabus kecil. Aku hanya strike seekor doank. Jam 2 siang Aku dan Ari cabut dari spot.

Ketemu Ivan dan Dimas

Ivan udah duduk manis menungguku di depan gang komplek tempatnya tinggal. Ngobrol sebentar dan kamipun segera melaju menuju Kalimas. Sebelum Kalimas aku memutuskan mengajak ivan setting tackle sekalian lempar-lempar di kanal setelah kanal kampung belida. 

Selang beberapa saat kemudian Dimas pun datang, Setting pancing lempar-lempar dan berhasil menaikkan seekor gabus. Wah, ga bisa nih... masa Dimas yang baru datang langsung strike. Aku dan Ivvan pun bergegas menyusuri kanal. Namun hingga ke ujung kanal tak ada satupun strike yang ada malah ketemu penyetrum lagi beraksi ... kaaammpprreeettttt

Kami ngacir menuju kanal ke dua, sempar dua kali mocel dan akhirnya aku berhasil menaikkan seekor gabus kecil sementara dimas dan ivan pada mocel. Heran... gabusnya pada kemana yeee...

Berpindah ke kanal ketiga sama sekali tak ada sambaran. Jam 11 siang kami memutuskan istirahat di pasar kalimas. Ngarol ngidul sambil minum es teh, segerrrrr...

Puas istirahat kami melanjutkan ke parit banjar. Aku sempat menjajal pancing ivan, eunak tenannn... smoooottthhhh... sempat disambar sekali sayang miss. 

Jam 2 siang aku pamit duluan.


Ngebetok same Ivvan dan Boedhi


Judulnya "mancing"
Rencana semula mau mancing rame rame bareng temen temen dari Siantan terpaksa di batalkan karena sesuatu dan lain hal. Terlajur sakau, alihkan sasaran ke Kanal sungai lemak. Kebetulan Boedhi Taboeti katanya pengen jalan jalan ke kampung halamannya dan Ivvan siap dengan perangkat "betokers" ... kumplit dah. 

Boedhi sampe duluan di punggur sementara aku dan Ivvan menyusul belakangan. Sampai di punggur kami istirahat sejenak ngopi ngopi ngalor ngidul. Sambil ngobrol aku setting pancing karena udah ga sabar pengen nyoba aksi beberapa jump frog yang baru kubuat. 

Beranjak dari warkop kami belok kanan menuju Sungai Lemak. Kusempatkan melempar beberapa jf ke kanal besar, lumayan, cuman sebiji yang ga mau loncat. 


Gabus Sungai Lemak
Tiba di kanal sungai lemak aku langsung beraksi di kanal utama, sayang hingga Ivan dan Boedhi datang menyusulku tak ada satupun sambaran, Kami lantas bergerak mengikuti jalan kanal yang sudah di rabat beton, menyeberangi sebuah jembatan dan sampai di area kanal kedua. Di tikungan kanal kami masing masing berhasil menaikkan seekor gabus. bergerak terus hingga ke ujung tanggul lumayan banyak yang berhasil kami naikkan. Istirahat sejenak di bawah pohon besar sambil menunggu beberapa pak tani yang menyelsaikan pemasangan papan untuk jembatan menyeberang ke salah satu kanal primer. Belum juga lantai jembatan selesai di pasang aku permisi untuk meresmikannya, hahahahaha... Ivan sempat mengeluarkan pancing betok namun sayang gak kuat melihat aksi aku dan boedhi yang terus melempar kodok kodokan di kanal primer.

Jam dua siang kami berpindah lagi ke area kanal pertama. Disana kami bertemu dengan Firman dan 2 orang temannya, rekan castinger pontianak juga. Akhirnya ber-enam kami menyusui kanal kedua di area pertama sungai lemak. Aku berhasil sutrek lagi. Budhi dan Ivan sibuk mancing betok sementara aku terus memburu gabus, sayang, sampai jam 4 sore hanya seekor yang berhasil ku naikkan. Jam 6 petang kami beranjak meninggalkan spot.



Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Selasa, 20 Mei 2014

Castbar Lageeee


A2FT and Friend
Tak terasa, A2FT udah dua tahun umurnya. Dengan persiapan seadanya ahirnya Ultah dilaksanakan alakadarnya dengan acara casting bareng beberapa punggawe A2FT dan bebrapa teman yang sempat hadir. Tidak lain dan tidak bukan, mancing gabus bareng.

Semlua castbar direncanakan akan dilaksanakan di Tanjung Saleh, tapi batal karena pagi-pagi air surut sehingga tidak memungkinkan untuk masuk dengan body motor air yang lumayan gede. Trip akhirnya di alihkan ke Selat Kering.

Anom Alamak sang Motoris handal
Banyak cerita lucu dan seru dimulai dengan tas Kumendan Anom yang ketinggalan di atas kapal di dermaga kakap sehingga kami harus putar balik haluan, salah masuk sungai lalu nyasar ke punggur, Kipas motor air yang berkali kali tersangkut sampah sehingga kumendan ari terpaksa nyebur. Dan yang tak kalah mendebarkan adalah melihat secara langsung penampakan predator nomor satu di selat kering, Buaya Muara, buaya terganas di Kalimatan Barat.

Rombongan terpaksa di bagi dua karena mesin kehabisan minyak. Rombongan pertama naik ke darat untuk mencoba menerobos hutan menuju kanal sementara kumendan Ari, Anom dan Andika mencari bantuan ke muara selat kering dan alhamdulillah masih ada orang-orang yang baik hati di dunia ini yang mau memberikan minyak solar secara gratis.

Rombongan Kedua
Nyasar Adventure Team
Akan halnya rombongan kedua, dengan ujung tombak kumendan Boedhi Taboeti menjelajah area sawah yang habis panen, kebun kelapa, padang ilalang, semak belukar hingga sampai di hutan kecil. Istirahat sejenak dan bergerak kembali menyeberangi parit kecil berkat usaha gigih kumendan Oemar dan Kumendan Boedhi akhirnya kami sampai di tanggul yang semula ku kira tanggul target dan ternyata bukan. Untuk mencapai kanal ini sebenarnya bisa dengan perjalanan darat menggunakan sepeda motor dari Pasar Punggur menuju Sungai Lemak. Di kanal ini dulu ada kenangan lucu bareng Kumendan Eko.

Abal Abal Basecamp
Semangat yang semula sempat ngedrop karena barusan berperang melawan nyamuk hutan akhirnya bangkit lagi, para pasukan penguber gabus langsung lempar-lempar, aku sempat mendapat dua kali sambaran sayang mocel. Berkali kali pula aku menggoda Dimas yang lebih banyak diam, mungkin masih trauma nyasar di hutan tadi atau masih menyesuaikan diri dengan tingkah polah teman teman yang lain. Hingga jam 11 siang kami istirahat di pondok petani di tepi kanal. Tak lama berselang, Ari, Anom dan Andika tiba dengan persedian solar yang mencukupi untuk perjalanan pulang nantinya. Kami segera berpindah menuju kanal target.

Kumendan Andika
Pemancing sekaligus koki handal
Setibanya di kanal sasaran, seperti di kanal pertama tadi tanpa di komando para pemancing gabus langsung berpencar mencari titik lempar masing masing, sayang kanal yang dua tahun lalu sempat kukunjungi bareng ari dan rudi ternyata sudah penuh semak, teratai dan berbagai tumbuhan air lainnya. Tanpa kami sadari rombongan kembali terpecah menjadi dua. Aku, Rudi, Ivvan, Ulum, Perry, Boedhi dan William bergerak ke kanan. Sampai di pintu air aku berhasil menaikkan seekor gabus kecil yang ku lempar ke arah Ivvan untuk dirilis kembali. 

Bergerak terus ke ujung tanggul dan akhirnya kami masuk ke salah satu tanggul primer yang lumayan lapang. Aku masuk terus ke dalam melewati pondok petani hingga mentok ke ujung kanal, hanya berhasil menaikkan dua ekor kocolandengan spinnerbait.

Kumendan Perry kecape'an
Karena kecapekan aku memutuskan istirahat di pondok petani di pertengahan kanal tadi. Ternyata Ulum dan William telah terlebih dahulu istirahat di situ, di susul Perry, Rudi, Ivvan dan Boedhi. Ulum masih menyempatkan diri lempar lempar umpan dan berhasil stike beberapa kocolan.

hampir jam tiga sore kami bergerak kembali ke basecamp sambil sesekali melakukan lemparan. Aku dan Perry yang paling belakangan karena sibuk meladeni sambaran sambaran gabus gabus kecil, sayang tak satupun yang berhasil kami naikkan. Ketika hampir sampai di pondok basecamp aku berhasil menaikkan satu gabus lagi.

Dapat Jatah jadi tukang timba
Sampai di pondok kami di sambut ikan gabus bakar, terus terang aku paling buanyak melahap gabus gosong tersebut apalagi sambal yang di bawa kumendan Perry menjadikan gabus bakar gosong tersebut setara masakan masakan mahal di restoran. 

Ngalor ngidul berhaha hihi sambil kemas kemas tackle dan diakhiri sesi foto foto. Jam tiga lewat kami pulang dengan sejuta kenangan akan kebersamaan. Semoga bisa kembali terulang...

Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner

Kamis, 08 Mei 2014

Cara Memasang Skirt

Untuk sobat mancinger dan nelayan yang baru pertama kali belajar membuat sendiri Jump Frog, atau ingin mengganti skirt  lama dengan skirt baru kadang-kadang menemukan beberapa kesulitan. Terutama kalau skirt pengganti yang kita punya bukan merupakan skirt baru, melainkan terdiri dari beberapa lembar skirt berbagai bentuk, rupa dan warna. Namun, tak urung juga skirt baru sekalipun membingungkan kita. Sedikit tips da trik coba saya bagi dengan teman-teman semua. Ayuk Kita kkeemmmmmoonnnn...




  • Siapkan Skirt Pengganti, dalam contoh gambar saya menggunakan skirt baru merk daido


  • Lipat dua skirt seperti gambar di bawah ( contoh doank, panjiang dan jumlah lembar skirt sesuaikan saja dengan keperluan).


  • Ikat sementara bagian tegah lipatan dati dengan PE bekas



  • Masukkan kodok ke celah skirt seperti gambar di bawah ini

  • Kencangkan ikatan degan beberapa kali belitan, hati hati, PE berdiameter kecil tajam masbrow, kalau kekencangan ntar malah Skirtnya putus

  • Setelah ikatan di matikan, potong dan rapikan skirt... Tradaaaaaaa.... JF anda sudah punya ekor baru


Sedikit Tips dan Trik

Sengkuni 2014
Kalau tidak punya pabrikan, anda bisa memanfaatkan daleman tali bagasi motor. Itu lho tali yang buat ngikat barang ke jok motor dan sebagainya, lumayan buat kepepet. Karet dalemannya terdiri dari berbagai ukuran, ada yang halus dan ada yang agak kasar, selama ini untuk warna saya baru ketemu warna hitam dan putih. Potong seperlunya, dah cara pemasangannya seperti yang sudah saya terangkan di atas. Lipat dua karetnya lalu ikat bagian tegah dan seterusnya.

Untuk ukuran JF 3,5 cm sampai 4 cm, saya hanya memasang sedkit skirt dan pendek saja (perhatikan gambar di samping). Namun ini jangan di jadikan patokan karena setiap JF berbeda. Jika hendak mengganti skirt lama jf, sesuaikan saja banyak dan panjangnya. Kalau untuk JF buatan kita sendiri, perlu beberapa kali experiment baru akan ketemu komposisi yang pas. Triknya, siapkan beberapa ikatan skirt, dari yang pendek, sedang hingga panjang. Ingat, bagian tengahnya jangan di ikan dengan PE melainkan pakai lembaran skirt itu sendiri atau karet dari skirt lain, gunanya, memudahkan kita menggonta ganti skirt waktu kita test action JF


Ok, Sekian dulu sobat mancinger dan nelayan, Mau Jumatan dulu nih, sampai ketemu lagi di postingan selanjutnya. Salam sutrek dari penguber gabus Pontianak...




Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Test Sengkuni sore Kemaren

Sampai ke rumah sudah jam 4 lewat. Kopi khas buatan mantan pacarku pun tidak sanggup meredam gejolak untuk segera meluncur ke Jalan Karet. Setting Black Max dan X-Puyu, kemas Sengkuni terbaru lantas kabur.

Tidak sampai 5 menit aku sudah tiba di jalan Karet. Belok ke kanan masuk gang di samping masjid. Singgah tepat di samping masjid lantas mencoba melakukan lemparan beberapa kali. Sayang, Sengkuni yang pertama kali ku turunkan aksinya bukan meloncat tetapi menggeleng. Silih berganti JF ku coba. Syukurlah. Dari 7 buah JF yang ku bawa, 6 buah sukses loncat-loncat. Hanya satu yang gagal.

Spot Jalan Karet
Beranjak dari situ aku lantas singgah di dekat sebuah jembatan. Separo kanal di tumbuhi bakung (eceng gondok) separuhnya lagi lumayan lapang. Dari atas jembatan aku melakukan  lemparan memanjang sepanjang tepi kanal. Dua kali lemparan berbuah strike seekor kocolan.

Niatku untuk bepindah tempat kubatalkan ketika dari seberang jembatan terdengar seseorang memanggilku. Rupanya Tok man, Kakeknya Aulia, Tetangga dekat rumahku. Buru-buru kuhampiri beliau. Beliau lantas mengajak ngopi di teras rumahnya, hahahahaha... susah ku tolak nih. Beliau sontak menolak ketika akan ku foto, hihihihihihi... Beliau pula yang menyarankan aku untuk menjajal kanal-kanal kecil di belakang rumahnya. Setengah jam kemudian aku sudah beraksi di belakang rumah tok man. Lumayan extreme, bakung, semak dan kangkung menghiasai kanal, beruntung kemaren salah satu sengkuni sempat ku pasang weed guard.

Kanal pertama landed 4 ekor dan selanjutnya aku berpindah ke kanal kedua. Kanal ini lumayan lapang. Di kanal ini landed lagi beberapa ekor hingga tak terasa hari semaikn sore. Kusudahi perburuanku ketika tahrim di masjid mulai berkumandang. Sebelum pulang aku mampir lagi ke rumah Tok Man memberikan semua gabus perolehanku sekalian menghabiskan sisa kopi tadi, hihihihihi... jam 17.30 WIB aku cabut pulang.





Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Senin, 05 Mei 2014

Sengkuni, Jump Frog rautan tanganku

Bersih bersih rumah merupakan agenda rutin tiap bulan. Selain rumah jadi bersih, itung itung nyari keringat plus ngajarin putri putriku tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, ciiiieeee.... hehehehehehe. 


Salah satu kursi yang sudah layak pensiun nyaris ku bakar di tempat sampah, salah satu bagian kursi (sofa butut) tersebut terbuat dari kayu ring ukuran 3 x 5 cm membuat aku mengurungkan niat untuk menyalakan korek api. Tiinnggggg ...... muncul ide untuk menjadikan kayu tersebut sebagai bahan dasar/utama Jump Frog.

Umpan Mancing Ikan Gabus
Sekedar mengingat cara membuat JF
1. Buat potongan kira kira 5cm untuk JF 4 cm
2. Raut menjadi betuk bulatan panjang
3. Bentuk rautan menjadi seperti gambar no 3
4. Bentuk setelah di amplas
5. Potong bagian atas (gbr no. 3) sehingga seperti gmbr no 5
Setelah acara bersih bersih rumah selesai, kayu untuk bahan jump frog tadi segera ku amankan. Rencananya nanti sore sepulang mancing baru akan aku kerjakan. Sayang, cuaca malah kurang mendukung. Akhirnya selepas mandi aku memulai pembuatan JF dengan bahan yang baru, maksudku bahan lain selain kau Pelaik yang bisa aku gumanakan untuk membuat Sangun.


Kayu kupotong sepanjang  5 cm. Lantas potongan tadi kubelah dua. Lumayan banyak jadinya. Selanjutnya menyerut kayu menjadi bentuk pulat panjang. Tidak harus presisi bener, toh nantinya akan di perhalus dengan amplas. Selajutnya serut bagian kepala dan bagian untuk ekor, bentuknya agak meruncing sehingga kalau serutan telah jadi, bentuknya jadi mirip tempayan mini,

Pemotongan miring pada bagian kepala membuat panjang JF berkurang kira-kira 1 cm. Misalnya sobat nelayan mau membuat kodok 5 cm, siapkan bahan sepanjang 6 cm. Pokoknya lebihkan 1 cm dari ukuran kodok yang kita inginkan.

Belah belakang JF, pemasangan kawat, pengeleman dan pemasangan pemberat silakan simak di sini. Sementara proses test apung kulewatkan karena sudah ketemu komposisi yang pas untuk pemberat dan skirt.

Lumayan, jadi 6 biji buat di test besok. Asiknya, bahan meskipun lempung, terasa berat dan lebih alot dari kayu Pelaik. Terlebih setelah kutemukan cara jitu untuk melapisi permukaan JF yang sudah jadi dengan lem cepat kering menjadikan penampilan kodok baru ini agak berbeda dengan kodok kodok kayu terdahulu, penampilannya lebih cccliiinnggggg getho lho, hihihihihi...

Besoknya, seperti hari hari minggu biasanya, setelah beres-beres dan bantu-bantu maknyah serta mengantar mantan pacarku itu ke pasar Teratai, aku berangkat ke spot dengan mengemban misi test action 6 buat kodok baru yang ku beri nama SENGKUNI ini di mana salah satu prosedur pembuatnya kulewatkan, yaitu tes apung. 

Alhamdulillah, ke 6 buah Sengkuni ini berenang sesuai keinginanku, kalau di retrive santai, aksinya loncat-loncat. Kalau di twice, aksinya jadi seperti mini popper. Serunya lagi,  semuanya berhasil menghasut dan menipu para kocolan sehingga terpikat dan terpedaya.


Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner