Kamis, 20 Desember 2012

Gabus Paret Baru


mancing ikan gabus
Ikan Gabus ketipu kodok plastik
Pulang kesorean dari tempat kerja karena ada sedikit kerjaan yang harus segera dituntaskan. Sampe rumah udah pukul 16.00 WIB, sontak kedua putriku protes ketika melihatku berganti kostum, apalagi nyonyah rumah.... berlipat lipat dah wajahnya. 


Berbekal sebotol air mineral dan setengah bungkus rokok aku ngacir ke arah barat. Kebetulan tadi abis hujan. jadi jalan ke spot baru yang akan ku explore lumayan bikin pegel orang sepertiku yang sehari hari melahap aspal mulus. 

Spot yang ku explore sore kemaren
Aku ngga jadi masuk ke Jalan Pemuda karena kulihat si ujung jalan orang orang pada menuntun tunggannya pertanda jalan lumayan aduhay. belok kanan arah Berembang, selepas jembatan aku belok kiri. jalan baru selesai di aspal... ehhh idem aja, sampe ke pertengahan jalan, kembali berkubang lumpur. Ah terlanjur basah... hajar aja.

Smapi di perempatan kanal aku berhenti, lihat cetakan peta yang tadi aku print, hehehehe lumayan membatu supaya ga nyasar. Kuparkir motor dekat jembatan sambil melakukan pemantauan lokasi. Aha.. ternyat ada tanggul baru yang tepinya udah mulai bersemak. Setting perangkat, pasang buff dan mulai beraksi.

Aba Enim Pemancing Gabus
Sampai ujung tanggul, tak ada satupun sambaran, heran, padahal spot cantik begini, ini aneh fikirku... Aku makin pesimis karena ada bekas rebahan rumput yang dikotori tumbuhan air seperti ganggang, kangkung dan teratai... ini yang jalan ikan nih punya kerja... waaaaa... aku keduluan nih...

Iseng, jeng tiny hitam yang tadi aku pake ku ganti dengan sabpolo 3,5cm warna hijau stabilo. Lempar sana sini hingga sebuah sambaran mengagetkanku. Beruntung aku ngga tergopoh gopoh, ku tunggu sesaat. Sekali getak, hook menancap dan ... strikeee... eeehhh pake acara nyangkut lagi tuh, sempet khawatir karena aku jarang dapet gabus pake si sabpolo mini ini. Perlahan ujung rod ku goyang goyang, berharap si gabus lepas dari belitan semak... jiahhh ketika kukendorkan ternyata gabus malah ga bergerak.. waaaa ... jangan-jangan mocel nih... karena takut rodku kenapa-napa, akhirnya kupaksakan menarik PE... dua kali tarik si gabus bergerak kembali... kali ini aku ga mau kecolongan, ku gulung reel selaju mungkin dan gabus akhirnya menyerah. 

Setelah sesi foto-foto, aku berbalik arah menuju tempatku memarkir motor sambil sesekali melakukan lemparan, sayang hingga sampai di jembatan tak ada lagi sambaran.

Perjalanan kulanjutkan berbelok kiri menuju jalan pemuda, Sepanjang perjalanan beberapa kali roda belakang revo bututku tergelincir... jalan masih basah oleh sisa hujan barusan. Kanan tanggul besar yang tembus ke sungai berembang, ada bebrapa parit kecil yg bermuara ke sana. Kiri sawah luas membentang, masih baru seselai musim tanam... suasana hati jadi sejuk terasa, jauh dari hiruk pikuk kota, jauh dari bising, asap dan debu. Gerombolan burung bagau putih yang lagi mencari makan di sawah menarik perhatikanku, aku coba mengabadikan moment tersebut, sayang, kemampuan kamera digital yang kau pinjam ini kemampuan zoomnya terbatas, akhirnya... aku memotret wajahku sendiri... tepat ketika seorang penduduk keluar dari pematang sebelah kiri... si Petani tersenym kepadaku... owalahhhhh ... ketangkap basah nih ... hihihihihi...

Dari Petani tadi aku memastikan arah ke Parit Baru dan Parit Bengke. Sampai pada sebuah jembatan aku berbelok ke kanan... terus hingga ketemu sebuah surau. Sampai di perapatan kanal aku membelok lagi ke kanan... jalan bersemak, tapi karena ada bekas ban motor aku yakin jalan ini bisa dilalui... Hingga mencapai sebuah pondok aku berheti dan memarkir motorku di klip/pintu irigasi. Kebetulan ada seorang bapak-bapak sedang memancing. Berbasa basi sebentar dan aku mulai beraksi di kanal tersebut. Pada lemparan kedua ada sambaran halus, sayang mocel... hingga setengah tanggul tak ada sambaran berarti, semua hanya gabus kecil. 

hari semakin sore, untuk berputar arah balik lagi kejalan semula rasanya aku udah ngga sanggup. Syukurlah, jalan yg aku tempuh ternyata tembus ke berembang, berarti aku ngga salah arah. Setelah berpamitan dengan bapak tadi aku melanjutkan perjalanan. Melewati sebuah jembatan kayu rapuh, aku berhenti sejenak, nyalakan rokok dan megaso sebentar si bawah pohon. Kusapu pandangan ke arah kanal besar di sebelah kanan, air megalir agak deras, mustahil fikirku ada gabus betah di situ. Namun entah kenapa, setelah sesi ngepul selesai, ringan saja tanganku melakukan lemparan demi lemparan ke arah semak dan kangkung di seberang kanal. Entah pada lemparan keberapa tiba tiba si sabpolo mini hilang dari permukaan air, sontak kuhentikan menguncal rell, kulihat tali menegang... tanpa ragu joran kusentak sekuatnya dan... strrriiikeeee.... 

Mancing Ikan Gabus
Diketawain sama Pak Tani
Joran melengkung karena tarikan si gabus, aku main betot aja agar si gabus keluar dari bawah kangkung dan ngga nyangkut, bayangkan kalo nyangkut... kanal lebar begitu, airnya dalam ... hiiiiii ....Setelah berhasil memaksa si gabus keluar aku jadi terkaget-kaget, ini monster nih... luar bisa, karena selama casting gabus, baru kali ini aku fight dengan gabus di tempat yang agak luas, jadi ruang gerak si gabus bebas. Drag BlackMax kukendorkan sedikit... lumayan... kalo gabusnya lagi beronta, joran melengkung dan tali mengulur keluar... setelah puas bermain dengan si gabus, drag ku kencangkan kembali... retrive hingga si gabus mulai kelihatan kepalanya... waaaa... lumayan masbrow... sekiloan lebih udah pasti nih. 

Untuk turun ke bawah, rasanya ga mungkin, aku ngga pake saepatu boot seperti biasanya, takut ada duri atau apa di tepi kanal, perlahan tanganku mejangkau leader, kertika setengah badan gabus udah keluar dari air, tiba tiba meronta dah ... byurrrrr... gabusnya nyebur kembali ke air, aku cuman begong karena si sabpolo mini ilang dari ujung leader, kuperhatikan degan seksama, snapnya juga lenyap... owalah... ikatanya lepas... aku menepuk jidatku sendiri.... kupreeetttt... salah sendiri tadi kenapa ngikat leader asal-asalan...

Karena udah sore dan barusan kehilangan froggy, kuputuskan menyudahi explore kali ini, setelah berkemas dan menghabiskan sisa air minum, aku bergerak ke arah berembang, sampai di parit Bengke dan pintu klip air yg terlihat dari kolam pemancingan di berembang. terus keluar menuju Sungai berembang lantas berbelok kana ke arah sekolahan dan sampai di persimpangan jalan menuju bekas kolam ikan tempat kami casbar dadakan kemaren. Alhamdulillah... aku ngga boncos explore kali ini, mungkin sepualng liburan nanti pari baru dan parit bengke ku jajal habis habisan...


Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Rabu, 19 Desember 2012

Jalan Jalan Sore, Bawa pancing

Hujan, hujan dan hujan, duhhhh ... serba salah dah. Seminggu ngga hujan ngomel, Seminggu hujan terus ngomelnya double... (kayak hook aje...). 

Mendadak, setelah tadi seperti akan meluluhlantakkan kota Khatulistiwaku ini, eeeehhh cuaca jadi cerah. Sontak gorden jendela arah barat kusibak... mmmm... gabus biasanya laper nih abis ujan...


Berpura-pura mau keluar ke arah TPI karena ada perlu dengan umdan Toto, kukemas senjata perang sambil menggoda si Zhiea. "Hayoo... siapa mau ikut Bapak jalan-jalan sore sambil mancingggg" .... Ngga di sangka... ketiga tiga "cewekku" kompak menjawab.... Iiiiikkkoootttttt..... (hehehehehehe... perlahan, sepasang tanduk meyembul dikepalaku)
Setelah persiapan dan perlengkapan genah, berangkatlah gerombolan penguber gabus kocolan menuju arah TPI. Baru setegah jalan melewati gang Lamtoro, motor kuputar balik lagi karena kulihat di jalan raya beberapa buah mobil diam tak bergerak pertanda kemacetan di ruas jalan yang sedang di rabat beton tegah mencapai puncaknya sore ini. Belok kanan masuk gang keluar gang dan akhirnya kembali ke jalan raya, tepat di ujug jalan yang lagi diperbaiki...

Sampai di depan markas umdan Toto, sambil siap siap kasi klakson nyaring sebagai tanda permisi dari para nelayan, gas motor kuturunkan perlahan. Sayang orang yang mau kukagetin ngga berada ditempat... pasti lagi nguber monster di Jelau nih...

Belok kiri ke arah berembang kuperhatikan air di kanal melimpah ruah, sampai di pertengahan jalan menuju spot, air meluap hingga ke persawahan. Tapi ku kuat kuatkan saja untuk melakukan lemparan.

Setelah beberapa kali pindah tempat seekor gabus kecil kelaparan ketipu juga oleh goyangan si hinomiya, Landed. Bergerak lagi agak ujung, mocel beberapa kali sehingga si hinomiya nyajen... kesiannnnn si hinomiya, ga jadi ikut pulkam hari minggu nanti. Segera kuganti degan Jeng Tiny si kepala orange, landed lagi seekor kali ini lebih kecil. Hingga hampir jam 17.00 WIB mocel melulu, rupanya si gabus doyan ngumpet di bawah rumpun padi.

Zhiea mengajak pulang karena ingin segera nonton sinetron kesayangannya di salah satu stasiun TV swasta, perburuan kusudahi. Happy tentunya... karena berhasil landed 2 ekor gabus setelah sempat pesimis bisa strike karena air masih tinggi. Alhamdulillah...





Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Minggu, 16 Desember 2012

Castbar Dadakan

Minggu, jam 09.00 Aku udah seperti cacing kepanasan di rumah, mana kemarin sabtunya seharian ga kemana mana.

Diiringi wajah kurang sedap dari nyonyah rumah, aku tetap turun membawa perlengkapan mancingku seperti biasa dengan bumbu dan janji bahwasanya sebelum jam 17.00 udah berada kembali di rumah.


Ngantri minyak di SPBU lumayan lama, eh... ada aja hikmahnya, dari ngalor ngidul degan seoran bapak yg ternyata mantan tegeg mania aku banyak memperoleh informasi spot gabus yang potensial. 

Karena memang niatkua hari ini mau explore ke arah Berembang dan sekitarnya, jadi pake sepatu boot plus autan dan parang kecil di jok motor. Keluar dari SPBU setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih kepada Bapak yg tadi ngobrol denganku. 

Gabuser
Sampai di jembatan Sui Regas aku di telpon Bro William, rupanya William dan CS ( Anom Alamak, Andika Negara, Ivan Prasetya dan Ulum ) mau mampir ke rumah umdan Toto, akhirnya kupaksakan aja rekan rekan meyusulku ke Sui Rengas, kufikir nanti setelah pulang bisa mampir ketempat umdan Toto, kebetulan udah lama aku ga lempar lempar kodok rame rame.

Dari ujung jembatan Sui Regas depan SDN 16, perjalanan kami lanjutkan, mengarah ke bekas kolam pemancingan di Sui Berembang. Sesampainya di sana, seputaran spot rame pengunjung, kebetulan hari minggu, kami memilih memarkir motor di kolam kedua yg berair jernih. Semula mau diadakan fotobareng dulu, namun rekan-rekan udah pada lempar-lemparan lure.

Dompet dan HP mandi
Gerombolan anak gabus di tegah kolam dekat teratai menggugah naluri pemancing kami, Hujan lure dari tepi kolam tak dihiraukan oleh mamanya gabby, mungkin udah yatim piano barangkali. Entah pada lemparan keberapa akhirnya kodok plastikku yang di sambar, sekali sentak langsung hookup. Buru-buru kuserahkan handy kepada Bro Andika untuk mengabadikan moment tersebut dalam format video. Baru aja tu gabus nyampe di tepi kolam, eh malah lepas dari hooknya jeng tiny, reflek aku meloncat ke arah tepi kolam sambil menjulurkan kaki kanan bermaksud menendang si gabby aga jangan sampe nyemplung kembali ke dalam kolam, ngga sadar kaki kiri terpeleset dan ... byurrrrrr....

Ivan In Action
William memecah kebuntuan sekaligus melepas kutukan Boncos yg membelenggunya sejak 4 bulan lalu, hahahaha... wajar si selama itu boncos soalnya beliau cuman bisa mancing hari minggu doank setelah foto-foto, ikan di rilis kembali. 

Andika pula nekad menurunkan udang-udangan plastik dan nyaris hookup. Sementara aku, Anom dan Ulum, mocel melulu. Akan halnya Ivan, tak mendapat sambaran sama sekali ... hahahah cemugudh masbrooowww... cemungudhhhh...

Mampir di markas umdan toto
Kembali William strike, malah kali ini dengan minnow, luar biasa... aku aja di spot ini ga berani dan belum pernah nurunkan minnow, yang paling seru bagi kami hari itu adalah, melihat senyum umdan William ... hahahahahaha...

Hingga jam 15.00 kami memutuskan meyudahi casting, Bro Andika dan Bro Ivan ngacir duluan. Sementara sisanya belakangan. Sesampai di TPI kami mampir dulu ke "sarang" umdan Toto, ngalor ngidul dan ber-haha hihi. Pukul 16.00 aku permisi pulang duluan. Aku boncos hari ini...


Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Sabtu, 15 Desember 2012

Explorasi ke Rasau Jaya

Sabtu
Sebenarnya agak telat nih posting yang satu ini, tapi ga apa apa lah, dari pada ngga sama sekali, hehehehehe

Sabtu pagi seperti biasa, selepas bantu bantu nyonya rumah aku cabut dengan peralatan tempur lengkap. termasuk 2 buah botol air mineral @2 liter, hihihi... aku sampai dijuluki onta sama rekan rekanku karena keranjingan minum air putih kalau lagi casting. 


Mancing Gabus Sendirian
Perjalanan kutempuh hampir satu jam karena padatnya lalulintas di tengah kota. Mendung sepertinya lagi akrab baget sama langit di atas khatulistiwa ini. Dasar akunya saja yang nekad. Soalnya mau ke jelau udah kesiangan dan mesti balik lagi sesegera mungkin agar sebelum jam 15.00 udah ada di rumah, Nah lo.. kapan lempar lemparnya ????

Sampai di Rasau jaya sebelum explore kuputuskan untuk mampir dulu ke spot gabus yang pernah ku kunjungi bersama umdan Toto tempo hari. Baru ketemu kanal pertama, masih di perumahan penduduk aku udah ngga tahan, setting  piranti dan lempar lempar, nihil. Bergerak ke tanggul berikutnya, di sebelah ladang jagung aku lempar lempar lagi, ganti degan hardfrog seharga Rp. 15.000 yang udah ku ganti hooknya serta kupotong sedikit ekornya, jadi ekornya jadi lebih pendek.

Menyusuri tanggul, sambil lempar lempar hingga ke ujung, tetap aja nihil. Berbalik arah ke tempat aku parkir motor sambil kembali melakukan beberapa kali lemparan, akhirnya landed seekor gabus ukuran sedang. Seperti biasa, foto foto dulu, ikannya baru seekor ... fotonya udah belasan hahahahahaha...

Lanjut lagi ke beberapa tanggul, gerimis perlahan mulai turun. Sambil terus melempar kesana kemari aku bergerak menembus kanal kanal air yg saling berhubungan satu sama lain, hingga sampai pada persimpangan kanal aku istirahan sejenak. Setelah istirahatkurasa cukup, kuputuskan untuk menembus ke jalan raya kembali dengan mengambil jalan memutar sambil sesekali singga untuk cast. 3 kali mocel mulu, baru di ujung kanal di belakang rumah pendudik yang menghadap ke jalan raya aku berhasil menaikkan satu lagi gabus ukuran mama. Gerimis udah berubah menjadi rintik yg semakin membesar, kusudahi trip kali ini. Tancap gas menggeber motor dalam lebatnya hujan, kembali ke kota Pontianak.

Minggu

Gabus Rasau Jaya
Rasa penasaran akan beberapa gabus yang mocel kemarin membuat pergi lagi ke spot kemarin. Kali ini sesampai di Rasau aku langsug menuju titik di mana aku mocel kemarin, aku mencoba softfrog merk sabpolo ukuran 3cm yang hooknya udah ku ganti degan hook hinomiya. 

Sayang, dua kali berturut  mocel. bikin hati makin ga karuan, mana mocelnya di depan mata para tegeg mania lagi. hadewwwwww...

Karena panas sedang garang garangnya aku  istirahat di bawah rimbunnya sebuah pohon mangga. Aku dihampiri salah satu tegeng mania, rupanya beliau warga lokal, Setelah kenalan dan saling tukar no HP (maklum ga punya PIN BBM, yg ada PIN m kios aja... hahahahah) ngalor ngidul hingga jam 2 siang, kami berpisah... sedih rasanya melihat ikan gabus yang ngga sampe sejengkal panjangnya juga di angkut sama si tegeg mania cs. Aku keluar dari kanal balik ke arah Pontianak untuk selanjutnya berbelok kiri, ke kanal yg belum pernah kujejalah. 

Kanal Kedua, buanyak kocolan
Berbekal petunjuk arah dari tegeg mania tadi aku menelusuri jalan yang sedang dalam tahap perbaikan. Sampai di salah satu rumah penduduk kulihat kanal di samping rumahnya seperti baru habis digaruk oleh exsavator, istilah di sini abis di jumbo. parkir motor dan lempar lure. Pada lemparan kedua dapet sambaran, lumayan juga fightnya karena si gabus bertahan di sela tumpukan kayu kayu dan papan papan bekas yang mengapung di permukaan air. Tak disangka tak dinyana... lumayan gede dari biasanya. kutaksir beratnya mencapai 7 ons, mungkin lebih. Karena masih di tepi jalan raya, sesi pemotretan berlangsung agak lama karena penduduk sering berlalu lalang, jadi, nunggu sepi dulu baru jadi model... hiahahahahahaha...

Setelah si Gabus aman dalam kantong plastik, aku kembali melakukan lemparan, sayang hingga beberapa puluh meter aku berjalan nihil. Kuputuskan untuk melanjutkan mencari kanal lain.

Suka Duka explore sendirian
Selepas masjid, kembali sebuah kanal sama persis seperti kanal pertama menarik perhatianku, Apalagi di sebelahnya ada sawah luas yang baru selesai ditanami padi. Motor kubawa masuk kira kira beberapa puluh meter kedalam. Parkir dan istirahat sejenak. Setalah istrirahat kurasa cukup aku melanjutkan beraksi, kali ini lure ku ganti dengan lure buatan tanganku sendiri yang kuberi nama SANGUN Series. Memang sengaja tidak ku cat, jadi maksudku lure ini memang buat bikin ribut saja, kalau nyajen ya udah hehehehe... beruntung baru sedikit saja tanaman air yang menjalar di sepanjang kanal, tapi aku malah pesimis... tempat lapang begini, jarang jarang ada gabusnya, apalagi baru selesai normalisasi kayak gini, kemana gabusnya ngumpet dan bersarang kalau kanalnya terlalu bersiah. 

Tapi ah, masa bodoh, kan udah punya ilmu su'uzon serta semboyan lempar terus ga usah pulang... wkwkwkwkw... Semangat dan adrenalin kembali terpacu manakala sangun mendapat sambaran dahsyat dari bawah permukaan air. Karena yakin hookup sempurna, tanpa disentak joran udah melengkung duluan. Drag Blacmax kukendorkan sedikit bermaksud bermain main dengan si gabus sekalian tanganku merongoh salah satu kantong di ranselku, owalah... si handy kusangkutkan ke motor tadi. Ga jadi bikin video akhirnya buru buru kunaikan si gabus. Lumayan juga ukurannya. Foto foto dalam bebrapa pose kemudian melanjutkan perburuan.

Gabus Rasau Jaya
Hingga jam 4 sore ada banyak sambaran, sayang hanya 2 yang landed itupun kulepaskan kembali karena masih kecil dan kebetulan lukanya tidak begitu parah, degan harapan semoga si tegeg mania tadi ga dateng ke sini karena si tegeg mania tadi bilang ada beberapa tanggul yang baru di jumbo dan gabusnya ngga ada. Kufikir wajar aja dia bilang ga ada gabus, karena tegeg mania kan mainannya di semak semak... heheheh aman dah fikirku. 

Jam 16.00, total  strike 4, bawa pulang 2 ekor gabus seukuran lengan, kusudahi penjelajahanku dengan niat bulan 1 atau bulan 2 ngajak rekan rekan lain casbar di sini.


Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Jumat, 14 Desember 2012

Kangen Pake Spinning

Jam 15 entah lewat berapa, setelah bantu bantu nyonya rumah sebentar, aku ngacir sambil menenteng perlengkapan tempur. Kebetulan dapet hibahan tas dari seorang karib, hehehe misinya, ngamisin tas.

Semula aku hendak ke Paret Pinang, namun baru saja keluar dari gang, kulihat air di Sui Beliung (yg jadi nama kelurahann tempat aku tinggal) airnya masih tinggi. Sembari mempertimbangkan akan kemana tujuanku kali ini lempar lempar lure, motor kupacu sedikit ngebut mengingat janji bahwasanya sebelum jam 17,00 sudah harus ada di rumah.
Kebun Jeruk
Selepas pasar Paal IX (paret Gadoh) sampailah aku pada jembatan Paret Penjare, kuputuskan berbelok ke arah kanan, soalnya kalau belok kiri mentok kuburan cina. Baru beberapa puluh meter masuk, pandangan mataku selintas melihat parit kecil di antar kebun jeruk dan kebun kepala. Ah, apa salahnya fikirku menerapkan ilmu su'uzon alias curiga bin jangan-jangan.

Parkir motor di tepi jalan kemudian setting tackle, udah lama joran Kenzi New Despina ku anggurkan berikut rell Captain PT2000 pasangannya. Pilihan lure langsung jatuh pada si Sangun yang baru selesai di cat sama umdan Tri. Saking semangatnya sampai lupa membuka bailarm... jeblukkkkk... si sangun menghujam ke tanah. 

Lempar sana lempar sini di kebun jeruk nihil. Aku berpindah ke bawah kebun kelapa, Tampak di salah satu cabang parit anak anak gabus bermain. Pada lemparan pertama ke arah gerombolan anak gabus memang aku sengaja meretrive kencang dengan tujuan bikin ribut, biar ibunya ngamuk... pada lemparan kedua baru kuretrive perlahan... Dhuarrrrrr... sambaran dari dalam gerombolan semak mengagetkanku sehingga tanpa sadar joran aku sentak, sayang mocel... lupa kalau sedang menggunakan Sagun, buah karya kolaborasiku dengan umdan Tri.

Beberapa kali lemparan selanjutnya udah ngga diperdulikan lagi sama mama gabus. Aku bergerak dari bawah pohon kelapa, Sampai pada salah satu mura parit, dapet sambaran lagi. Alhamdulillah, akhirnya landed juga pertanda Sangun telah amis. Setelah sesi pemotretan selesai aku bergerak kembali ke segenap arah, mulai dari parit parit di kebun kelapa sampai yang di kebun jeruk tidak ada yang luput dari gangguan si sangun, sayang hanya beberapa sambaran kecil dan tidak hookup.

Nelayan Narsis
Lepas istirahat sejenak, aku kembali memacu motorku. Baru beberapa meter, lagi lagi aku tertarik degan genangan air di samping peternakan ayam. begitu aku masuk, terpampang jelas tulisan "dilarang mengambil ikan di sini degan cara apapun" Owalaaaahhhh..

Cabut dari situ aku meyusuri jalan perpaduan antara becek dan berbatu, Ketika sampai pada pematang sawah, kembali kulihat gerombolan anak gabus. Karena ga mungkin pake sangun, ku ganti dengan softfrog, jeng tiny kesayanganku. Tanpa mematikan mesin dan masih nangkring di motor kulempar agak jauh dari gerombolan anak preman tadi. baru bebrapa kali gulugan rell, sebuah sabaran membuat jeng tiny lenyap dari permukaan air, ku tunggu sejenak hingga PE menegang. dalam satu sentakan ringan, strikeee... mama gabus landed.

Karena masih di bawah standard, alias masih kecil, si mama gabby tadi kulemparkan kembali ke gerombolan anaknya, kasihan kalau sampai anaknya yatim piano.

Ketika sampai pada persimpangan kanal, aku belok kanan, lempar sana lempar sini nihil. Kemudian balik arah dan menyeberangi jembatan kayu menuju pintu kanal, istirahat sejenak. Aku memutuskan untuk berganti senjata. Setelah setinggan si blacmax nemesis akur. Mulai beraksi lempar lempar jeng Tiny, Sayang hingga pukul 16.00 ga ada sambaran berarti. Kuputuskan untuk menyudahi perangku. Tapi rasa penasaran akan parit parit di kebun jeruk tadi membuatku urung membongkar setinggan blackmax. Aku bealik arah menuju jalan raya.

Sampai di kebun jeruk kembali kujelajahi parit parit yang mencurigakan. Entah pada lemparan keberapa landed seekor kocolan. Setelah mendapat satu foto, handycam ku ikat ke batang pohon jeruk lantas pasang timer, maksudku mau narsis lagi degan si blackmax... Apa daya, si gabus rupanya malu foto bareng nelayan.. si kocolan nyebur duluan, ketika kuangkat tinggal Jeng tiny yang mengapung di air. Automatic rilis lah fikirku. Walhasil aku cuman pulang dengan seekor gabus seukuran lenganku.

Special Thanks to Tri Swasanaseger and Andika Negara


Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Selasa, 11 Desember 2012

Mancing Gabus di TPI

Sepulang dari kantor, kudapati tataletak ruang beserta isinya sedikit berubah dari kemarin, memang nih nyonyah rumah, suka akan perubahan suasana, untung aku notabene begini begini aja dari dulu ngga ikut ikutan kena dampaknya hehehehehe...


Setelah melepas lelah sambil bercanda degan Icha dan Zhiea, Aku bongkar bongkar kotak keramat penyimpanan semua dan segala sesuatu yang menjadi hobbyku akhir akhir ini, peralatan mancing. Tampak agak kusam sebuah reel BC yang dulu ku rampok dari tokonya koh Ivan di ring road Cengkareng... 


Kangen sensasi tarikan kocolan degan Rod BC pertamaku si Battle-X plus udah lama ga nguncal si Kenzhi, akhirnya aku kemas-kemas. Diiringi muka masam dari kedua putriku, belum nyonya rumah hahahaha aku berangkat dengan alasan jam 17.00 udah pulang. Rencananya mo mampir sebentar ke counter umdan Toto dengan misi isi pulsa, sayang beliau tak ada di tempat.

Sampai di spot, setting piranti dan beberapa kali lempar, nihil dan tidak ada sambaran sama sekali, begitu seterusnya sampai ketika aku melepar pada sebuah parit/kanal yag sepertinya belum dibersihkan penduduk, akan tetap di tepinya sudah ada tanaman kangkung yang merambat hingga ke tengah kanal. Sebuah sambaran kembali memompa adrenalinku, sayang, dua kali sambaran mocel teru.

Aku bergerak lagi, kali ini baru dua kali lemparan langsung disambar, sekali sentak, si gabus menyerah tak berdaya. Buru buru kuuncal reel agar ngga terlepas seperti tadi. Alhamdulillah, gabus akhirnya landed. Otak narsis ini otomatis memerintahkan tangan untuk segera mengabadikan moment ini dalam format foto... jadi ingat temenku si Ari ngomong ... " Ikan Sekok jak, Foto banyak banyak, kan bukan over fishing" hahahahahaha...

Handycamp hibahan adikku ini ku ikat di sebatang bambu yang menancap di tepi tanggul. Nyalakan modus video dan kembali beraksi, Sayang strikenya ngga kelihatan karena aku udah agak jauh dari Handycamp. 

Tak terasa udah hampir jam 17.00 WIB, aku berpindah tempat, 2 kali gabus mocel lagi dah hanya satu yang landed. Total perolehanku 3 ekor. Ketika alaram di HP butuku bunyi, aku menyudahi perburuanku...

Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner


Minggu, 09 Desember 2012

Gabus Terussss

Mancing Bareng Keluarga Tercinta
Ga bosan mancing gabus terus ??? ujar seorang rekan mancing ku. Hahahahaha... Aku cuma nyegir, di tanya gitu bukan aku jadi patah semangat, malah makin asik explorasi keliling keliling pinggiran kota, kebetulan kota tempatku tinggal dapet julukan Kota 1000 Parit. 

Keseringan mancing sendiri, jalan jalan menelusuri kanal - kanal pengairan di pinggiran kota, terkadang pulang tanpa membawa hasil. Berjalan berkilo kilo meter di tepi tanggil/ kanal air sambil melempar umpan palsu, berupa froggy (bahasa mancingernya) untuk kodok plastik sampe pake kodok kayu buatan tangan sendiri (lebih tepatnya popper) tidak sekalipun di sambar oleh ikan gabus. Tapi kalau sudah ketemu degan spot potensial berisi banyak gabus... aduh... ga bisa diceritakan lagi keasikannya. meskipun strike bertubi tubi, dah hanya mendapat satu dua ekor Gabus ukuran besar, malah lebih banyak gabus di bawah berat 1 ons yang menyambar umpan dan berhasil dinaikkan, kepuasannya tidak dapat diceritakan dah.... heheheheh...
nguber gabus sendirian

Kenapa saya suka memancing gabus dengan teknik casting... waaaaaa... njelimet dah kalau saya uraikan satu persatu, yang jelas... secara garis besar, intinya... pokoknya... hehehehe... senang aja, berhasil menipu si gabus, terus, mancing gabus bisa sambil jalan jalan nih, ya itu tadi, kebetulan di kotaku banyak kanal air/parit irigasi ... jadi dalam sekali mancing, aku bisa menyusuri 4 sampai 5 parit... Selanjutnya, para seniorku, jrekan seangkatanku dan para pemula, sekarang lagi demen nguber monster seperti toman, tapah dan ikan predator gede lainnya, hahahaha... otomatis aku mancing gabus sendirian, jadi ga ada saingan ... wkwkwkwkwkw...

mancing Gabus 
Tapi yang jelas, intinya, mancing... mancing dan mancing... pokoknya mancing apa saja, kecuali keributan. Kemarin sore aja masih kusempat sempatkan jalan jalan bareng keluarga tercinta hehehehe... sambil bawa pancing, hehehehe... ketemu kanal air yang mencurigakan, lempar lempar haaaa... dapet juga seekor...

Sesekali kadang ikut juga tuh rekan rekan ke spot toman, Namun belum di kasi rejeki sepertinya hehehehe, selama bebrapa kali ke sana aku pulang dengan tangan hampa. Mungkin memang muka yang udah seperti muka gabus ini hanya cocok mancing gabus hehehehehe...


Jika anda merasa artikel di blog ini bermanfaat dan ingin berlangganan, silahkan masukkan alamat email anda pada kotak di bawah ini:


Delivered by FeedBurner